Keadilan, Dosa dan Hukuman Allah dalam Neraka

keadilan dosa dan hukuman tuhan dalam neraka
Keadilan, Dosa dan Hukuman Allah
TOPIK TENTANG NERAKA selalu menjadi hal yang kontroversial karena menyangkut tentang kehidupan masa depan manusia dalam kekekalan. Tidak ada satupun orang yang telah mati, kecuali Kristus tentunya, bangkit dan menceritakan perihal neraka secara lengkap dan jelas sehingga manusia boleh mengetahuinya. Satu-satunya sumber tentang neraka yang dimiliki manusia adalah Alkitab. Dan ini pun menjadi bahan perdebatan yang tidak ada habis-habisnya oleh para ahli dalam berbagai denominasi gereja.

Demikian pula kasusnya dengan Saksi-Saksi Yehuwa yang telah menjalani proses diinternalisasikan doktrin memiliki berbagai argumentasi penolakkan eksistensi neraka sebagai suatu tempat penyiksaan kekal — dari masalah keadilan Allah, neraka hanya sebuah kuburan umum dan ketidak-sadaran jiwa — sehingga mantan Saksi Yehuwa pun masih dihantui oleh eksistensi neraka seperti yang ditanyakan oleh AL, terlahir dari orang tua Saksi-Saksi Yehuwa tetapi telah bertobat berikut ini:

bisakah pak awi menjelaskan lebih jelas lagi tentang neraka yang belum saya pahami apalagi saya imani. khususnya tentang lamanya orang didalam neraka. saya setuju bahwa masing2 dari kita harus dihukum SESUAI dengan perbuatan kita. menurut saya ajaran neraka sama dengan ajaran kebinasaan kekal dari saksi yehuwa. yaitu sama2 mengajarkan bahwa allah menghukum orang TIDAK SESUAI dengan perbuatannya. sedangkan alkitab mengajarkan sebaliknya. maksud saya kalau di sy misalnya orang dosanya 10 kg dan orang dengan dosanya 5 kg kalau Allah tidak berkenan pada dua orang tersebut ya dibinasakan. kalau ajaran neraka ya disiksa selama-lamanya. sedangkan kalau ajaran alkitab yang saya baca prinsipnya keadilan sempurna dari allah di tonjolkan. misalnya ada orang dosanya 1kg ada orang dosanya 15 kg tentunya hukumannya dibedakan. kalau disamaratakan yaitu dibinasakan atau disiksa selama lamanya namanya tidak adil. (di sini)
Izinkan saya menjelaskan masalah Keadilan, Dosa dan Hukuman Allah dalam Neraka dalam bahasan kali ini.

1. KEADILAN ALLAH

Pertama-tama, kita harus jujur terhadap diri sendiri; apakah kita ingin melihat keadilan Allah yang sebenarnya ataukah “keadilan Allah” versi pendapat pribadi? Jika pendapat pribadi maka tidak akan ada keadilan Allah yang sebenarnya karena yang ada hanyalah versi pendapat pribadi. Tetapi jika mau keadilan Allah yang sebenarnya maka Alkitab lah yang menjadi standardnya. Jika ini pilihannya maka apapun juga — meskipun terlihat tidak adil dari sudut pandang manusia — yang dinyatakan Alkitab harus diterima karena Alkitab mengatakan: “Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan” (Maz 11:7). Silahkan baca artikel Apakah Allah Adil untuk detailnya. 

Kedua, misalnya ada sebuah gardu listrik yang tertutup rapat terpasang tanda “AWAS BERBAHAYA!! TEGANGAN EXTRA TINGGI 345000”. Tetapi seseorang memaksa masuk dan tersengat listrik sehingga meninggal. Apakah bisa keluarga korban menyalahkan dan menuntut PLN? Tidak, bukan?  

Demikian juga dengan para Saksi Yehuwa yang membaca blog ini jelas-jelas telah membuktikan bahwa para Saksi Yehuwa adalah penyembah berhala modern dan telah mengikuti nabi palsu sehingga akan “dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya” sebagai akibatnya (Wah. 20:10). Nah, akankah Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Allah berlaku tidak adil ketika beroleh hukuman kekal selama-lamanya?

Ke-3, sifat manusia itu sungguh egosentrik akibat dosa. Para Saksi Yehuwa bisa menerima janji hidup kekal di bumi firdaus, tetapi menolak hukuman kekal di neraka. Janji yang enak bersedia menerimanya, tetapi hal yang tidak enak ditolak dan dipertanyakan sebagai hal yang tidak adil karena bersifat kekal. Padahal kedua-duanya sama-sama kekal. Pernahkah bertanya; perbuatan baik apakah yang dilakukan oleh Saksi Yehuwa dalam hidupnya selama 70 tahun sehingga layak menerima hidup enak secara kekal? Adilkah untuk menerima hal yang enak secara kekal dibandingkan jasa-jasa yang dilakukan semasa hidupnya?  

Mungkin Anda mengatakan bahwa janji hidup kekal adalah janji Alkitab. Dan ini memang benar. Tetapi Alkitab juga menyatakan hal yang sama tentang penyiksaan kekal di Mat. 25:46: “mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal” (LAI). Silahkan klik Eskatologi: Kebangkitan Tubuh Kekal untuk bahasannya.

Ke-4, keadilan Allah bekerja melampaui pengertian manusia untuk memahaminya. Rasul Paulus berkata, “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?” Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Roma 11:34-35).

Nah, untuk menjawab argumen Sdr. AL tentang keadilan sempurna: “ajaran alkitab yang saya baca prinsipnya keadilan sempurna dari allah di tonjolkan. misalnya ada orang dosanya 1kg ada orang dosanya 15 kg tentunya hukumannya dibedakan. . . kalau disamaratakan yaitu dibinasakan atau disiksa selama lamanya namanya tidak adil”. Bagaimana jawabannya?

Dalam kitab Keluaran 21, misalnya, mencatat tentang peraturan-peraturan yang menunjukkan keadilan ketika suatu perkara terjadi antar sesama bangsa Yahudi sehingga beberapa aturan berlaku ketentuan gigi ganti gigi dan mata ganti mata. Namun demikian, kita harus mengerti bahwa aturan yang bersifat keadilan tersebut hanya berlaku ketika seorang yang bersalah masih hidup dan kesalahan terjadi terhadap sesama. Sebaliknya, ketika seseorang berdosa terhadap sesama, misalnya membunuh, ia sebenarnya tidak hanya bersalah kepada anak, istri ataupun keluarga korbannya tetapi lebih-lebih ia berdosa terhadap Allah. Dosa kita memiliki konsekuensi kekal karena pada hakekatnya dosa kita adalah terhadap Allah yang kekal. Ketika Raja Daud berzinah dan membunuh, dia mengungkapkan, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, . . .” (Mazmur 51:6). Daud berdosa terhadap Betsyeba dan Uria, bagaimana mungkin Daud mengklaim bahwa dia berdosa terhadap Allah? Daud mengerti bahwa semua dosa pada intinya adalah terhadap Allah. 

Namun demikian, untuk menunjukkan kasih-Nya, tentunya Allah bersedia mengampuni dosa-dosa manusia sebejat dan sejahat apapun juga. Alkitab mengatakan, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba” (Yes. 1:18). Tetapi kita harus ingat bahwa pengampunan itu diberikan ketika seseorang masih hidup. Setelah ia meninggal? Alkitab mengatakan bahwa “manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27). Artinya, tidak ada pengampunan lagi diberikan setelah seseorang mati karena sesudah itu dihakimi. Jika ia ingin bertobat, ia harus bertobat ketika ia masih hidup. Jika sudah mati, sudah terlambat.  

Bagaimana penghakiman Allah berlaku? Alkitab mengatakan: “orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka”(Wahyu 20:13). Jadi ya ada penghakimin berdasarkan perbuatan. Tetapi saya tidak tahu bagaimana penghakiman berdasarkan perbuatan itu akan terjadi karena Alkitab tidak menjelaskannya dengan detail. Namun demikian, Alkitab tidak pernah menyatakan hukuman lebih ringan dari kekal. Alkitab jelas menyatakan penyiksaan berlaku secara kekal (Wahyu 20:10, Mat. 25:46). 

2. DOSA

Alkitab mengatakan, “Mereka [manusia] semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Maz. 14:3). Sebaliknya Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah kudus. Banyak bagian dalam Alkitab menyebut kekudusan Allah. Nabi Yesaya melihat Allah duduk di atas takhta-Nya dan para Serafim berseru: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yes 6:3)

Melihat kekudusan Allah yang sangat luar biasa itu, nabi Yesaya pun berkata: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” (Yes 6:5) Itulah respon yang akan diberikan oleh setiap manusia ketika melihat kekudusan Allah. Manusia akan menyadari keberdosaan dan ketidak-layakannya di hadapan Allah. Dia akan sujud tersungkur di hadapan Allah yang mahakudus dan mengakui segala dosa yang telah diperbuatnya.


Kekudusan Allah dengan dosa-dosa manusia tidak bisa disatukan. Kekudusan Allah dinyatakan dengan adanya pemisahan antara manusia berdosa dengan Allah. Yesaya 59:2 mengatakan:

Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.
Jadi sebenarnya, Allah membenci dosa manusia, bukan pribadi manusia itu sendiri. Ketika manusia tidak mau bertobat dan masih berkubang dalam dosa-dosanya maka mau-tidak-mau Allah menghukum manusia berdosa itu ke dalam neraka kekal yang sebenarnya diperuntukkan bagi Iblis Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Merupakan kehendak bebas dan pilihan manusia untuk mengikuti sang Tuan-nya yaitu iblis yang adalah Bapa pendusta ke tempat hukuman kekalnya, yaitu neraka (Yoh. 8:44, Wahyu 20:10). Jadi yang dihukum oleh Allah adalah dosa, bukan pribadi manusia itu sendiri. Manusia dihukum dalam neraka karena dosa-dosanya karenaa tidak mau bertobat. Baca Mengapa Allah Menyiksa Orang Kekal di Neraka? Akibat Dosa untuk bahasannya.

Kekudusan Allah dinyatakan dengan tuntutan-Nya akan korban pendamaian yang sempurna bagi pemulihan hubungan antara diri-Nya dengan manusia berdosa. Tanpa korban pendamaian itu tak ada seorang manusia pun yang dapat mendekat kepada-Nya. Untuk alasan dan tujuan inilah Yesus Kristus datang dan mati di atas kayu salib menjadi korban pendamaian di hadapan Allah, sehingga kita yang ada dalam Kristus dapat mendekat dan bersekutu dengan Allah.


Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. (Ef 2:13)
3. HUKUMAN ALLAH: DALAM NERAKA KEKAL

Mungkin Saksi Yehuwa telah membaca uraian saya di atas dan memahaminya tetapi masih ngeyel dan bertanya, “Ok, saya mengerti semua itu, tetapi mengapa harus dihukum kekal?” Jawabannya adalah Pertama, ketika melakukan suatu kesalahan, kita tidak saja bersalah kepada sesama tetapi terlebih-lebih berdosa kepada Allah yang kekal, sebagai Sang Hakim. 

Kedua, suatu saat semua manusia akan dibangkitkan dan mengenakkan tubuh yang kekal untuk menerima hukumannya. Jadi karena Allah sebagai sang Hakim adalah kekal dan manusia akan mengenakkan tubuh yang kekal maka adalah wajar jika hukumannya berlaku bagi manusia seumur hidupnya, yaitu kekal (1 Kor. 15:53). Silahkan klik Eskatologi: Kebangkitan Tubuh Kekal untuk bahasannya.

KESIMPULAN

Bagi saya pribadi, tak soal neraka sebagai tempat penyiksaan kekal ataukah tidak, sepanjang saya beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi maka masalah neraka tidak menjadi problem yang penting karena toh bagian saya adalah surga (Kis. 16:31, Yoh. 14:3). Bagi saya, kematian berarti tempat tinggal kekal saya sudah tersedia karena telah selesai dipersiapkan oleh Yesus (Yoh. 14:3). Sebaliknya, bagi orang yang tak beriman maka neraka menjadi hal yang menakutkan karena “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” (Ibr. 10:31)

Jadi pertanyataan besarnya adalah apakah Anda sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Allah dan Juru Selamat pribadi atau belum serta disertai pertobatan sejati? Jika sudah, maka yakinlah bahwa segala dosa-dosa Anda sudah diampuni. Sebaliknya, jika belum dan Anda masih mengeraskan hati, maka memang neraka dengan apinya yang menyala-nyala adalah bagian Anda.

Bagaimana pendapat Saudara artikel Keadilan, Dosa dan Hukuman Allah dalam Neraka?

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)


Artikel Terkait:
1. Mengapa Harus Percaya Api Neraka?
2. Apakah Yesus Menebus Dosa Adam Atau Manusia? (Roma 6:7)
3. Api Neraka, Apakah Bagian Dari Keadilan Allah?
4. Allah Menciptakan Neraka Untuk Menyiksa Manusia?

8 comments :

  1. Dosa guru palsu timbangan nya bukan lagi sekian kilo, sekian ton, sekian puluh tahun, tapi langsung Over limit.

    Apalagi mencobai Tuhan Allah sedetik saja, langsung Over limit. Join guru palsu biarpun tidak sadar, otomatis tercemar kenajisannya.

    Over limit kali Over limit kali Over limit....dst sama dengan Kekal abadi selama-lamanya sepanjang abad.

    Semua nabi PL dan rasul sudah mengingatkan bahaya guru palsu. Coba deh dicek semua surat Rasul pasti ada peringatan nya, bahkan wahyu juga ada guru palsu akan menambahi dan mengurangi wahyu.

    Bayangin limit nya aja jebol, kok minta hukuman yg "setimpal". Melawan Bapa, melawan Putra , melawan Roh Kudus itu ultra Over Over limit super extra spesial komplit jreng.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Suasana serba tertib di segala lini. Bersih dan sejuk AC, sarana lengkap, akustik memadai, tidak terganggu pemadaman listrik, dll tidak sepadan dg dosa Over limit. Itu hasil usaha kalian sendiri bukan keringatnya wt.inc.

    Istilah keren stick and carrot. Carrotnya kalian beli sendiri, dan stick nya dibelakang punggung Anda siap menusuk dari belakang. Stick nya kalian masukin tas untuk dibawa pulang dari balai kerajaan, merajai hidup keluarga, ada di kamar tidur, ada di rak buku, ada di mana2 mengikuti selalu ke manapun pergi. Itu namanya orang tawanan.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Suasana serba tertib, tiba2 jantungan, melihat sudah begitu banyak hal buruk tersingkap. Tersingkapnya seperti gelombang Tsunami bagi yg tidak rajin cari tahu, bagi yg dininabobokkan suasana tertib, bagi yg tidak kritis, bagi yg tidak berkesadaran, bagi yg mau santai.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. Keadilan versi watchtower :

    Sudah panas hujan mengabar, ditusuk dari belakang dengan tiang siksa.

    Pertama bayangin jarum, kemudian tusuk gigi, bambu runcing, terakhir bayangin ditusuk pakai tiang siksa runcing, benar2 sadiz.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  5. Nasibnya para saksi

    Yang nakal gov body, kenapa juga yg beresin para saksi

    Yang ngutang watchtower, kenapa juga yg nyicil para saksi.

    Yg kasbon kantor pusat, ngapain juga yg tambal lubang para saksi?

    Yang bikin dosa guru palsu, ngapain juga join, dan ikut ke gerebek ?

    Aha !!!

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  6. Dear pembaca blog ini, khususnya bung AS dan USA

    Pada hari ini ketika ingin mempublish komentar bung AS via HP. Karena kecilnya layar secara tidak sengaja saya melakukan kesalahan yaitu men-delete (bukan publish) banyak komentar di postingan ini ataupun di tempat lainnya. Saya mencoba memperbaikinya, tetapi sulit melakukan semua komentar yang telah terhapus permanen.

    Saya mohon maaf atas kesalahan ini.

    Salam kasih Tuhan Yesus

    ReplyDelete
  7. Bung Awi, bagaimana ya nasib Saksi Yehuwa nanti di Akhir dunia ini? Kan masalahnya SSY itu kan orangnya kan baik2, tapi masalahnya (menurut saya) SSY itu kan tidak diperkenankan Allah, tapi pemberita Firman Allah (meskipun menurut saya melenceng). Gimana ya Bung Awi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Sdr Yusuf

      Ada begitu banyak orang yg baik di dunia ini tetapi akan beroleh hukuman kekal karena tidak percaya dan mengenal Yesus Kristus ataupun menerima "Kristus" yang lain yg disebut Paulus 2 Korintus 11:1-6

      Demikian juga para Saksi Yehuwa akan mengalami hal yg sama. Para Saksi adalah orang-orang yg tulus percaya dan mengira dirinya menyembah Allah yg benar tetapi kemudian disesatkan sehingga paa akhirnya tanpa disadarinya mereka menyembah kepada organisasi yg dikendalikan oleh sekelompok orang krn mereka mengira bergabungnya dng organisasi palsu ini bisa beroleh keselamatan.

      Para Saksi Yehuwa tidak saja disesatkan tetapi juga pengikut nabi palsu padahal Kristus sdh mengingatkan di Matius 24:23-26 utk mewaspadai nabi palsu.

      Bagaimana nasib akhir para Saksi Yehuwa sebagai pengikut nabi palsu? Alkitab mengatakan:

      Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:10)

      Oleh karena itu, saya menghimbau kepada bung Yusuf utk mereferensikan blog ini kepada rekan Kristen lainnya dan saudara seiman di gereja agar mereka dapat terhindar dari jeratan dan mengikuti nabi palsu. Memberikan informasi yang sebenarnya tentang gerakan Saksi Yehuwa akan menghambat gerakan ini utk menyesatkan lebih jauh.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.